Perubahan dalam Interaksi dengan AI di Masa Depan
Pada tahun 2028, generasi Alpha yang lahir antara tahun 2010 hingga 2015 akan memasuki dunia kerja. Prediksi menunjukkan bahwa mereka lebih cenderung berkomunikasi dengan kecerdasan buatan (AI) melalui suara daripada mengetik teks. Hal ini didasarkan pada studi yang dilakukan oleh London School of Economics (LSE) bersama perusahaan perangkat audio Jabra. Studi tersebut menemukan bahwa Gen Alpha lebih menyukai komunikasi berbasis suara seperti pesan suara.
Dalam interaksi dengan AI, Gen Alpha lebih memilih berbicara langsung kepada perangkat dibandingkan mengetik prompt. Mereka hanya akan mengetik jika diperlukan, misalnya untuk mengedit prompt. Dari hasil studi, sebanyak 14 persen peserta lebih memilih berbicara daripada mengetik saat berinteraksi dengan AI generatif.
Paul Septhon, kepala komunikasi global Jabra, mengatakan bahwa di tempat kerja yang didukung AI, mengetik hanya akan menjadi tahap penelitian, bukan proses kreatif. Selain itu, laporan menunjukkan bahwa kepercayaan terhadap AI meningkat 33 persen ketika peserta berinteraksi melalui suara, dibandingkan teks. Interaksi suara membuat AI terasa seperti kolaborator, bukan sekadar alat.
Perkembangan dan Tantangan
Perubahan ini mencerminkan cara manusia berpikir secara alami, yaitu cepat, berulang, dan komunikatif. Tren ini juga diprediksi akan membuka gerbang kreativitas yang lebih spontan, terutama bagi orang tua yang bekerja dan orang yang memiliki banyak tugas. Selain itu, ada peluang interaksi tanpa sentuhan saat bepergian, karena tren interaksi suara dengan AI generatif semakin populer.
Meski penggunaan AI melalui suara diprediksi makin populer, praktik ini dinilai tidak akan menggantikan komunikasi tertulis. Prediksi ini justru bisa menimbulkan masalah baru. Menurut profesor manajemen Fabrice Cavarretta dari ESSEC Business School, pesan suara kurang mudah dipahami sekilas dan kurang jelas, sehingga sulit mencari kata kunci. Selain itu, pesan suara lebih sulit diarsipkan dan memerlukan pemrosesan yang lebih lama.
Bertrand Audrin dari EHL Hospitality Business School menilai bahwa akuntabilitas perusahaan bisa terganggu jika pesan suara tidak ditranskrip. Pesan suara tidak permanen dan bisa menjadi masalah bagi perusahaan yang bergantung pada riwayat keputusan yang diarsip. Audrin juga menyebut bahwa mengedit ucapan mentah menjadi teks tidak selalu berjalan lancar, sehingga diperlukan kejelasan atau koreksi.
Keseimbangan Antara Suara dan Teks
Meskipun tren mengobrol dengan AI di dunia kerja mungkin terjadi, hal ini tidak serta-merta menggantikan praktik menulis teks. Ketika pesan suara digunakan, pesan tersebut tetap akan ditranskrip oleh AI ke dalam teks. Ini merupakan langkah penting untuk menjaga kejelasan dan akurasi informasi.
Tren ini menunjukkan pergeseran dalam cara manusia berinteraksi dengan teknologi. Meski suara menjadi media utama, teks tetap memegang peran penting dalam konteks formal dan dokumentasi. Dengan demikian, keduanya saling melengkapi, bukan saling menggantikan.

