Jumat, Desember 5, 2025
BerandaUncategorizedHanya Belajar dari Medsos, Ini Jejak Digital Hacker Bjorka yang Retas 4,9...

Hanya Belajar dari Medsos, Ini Jejak Digital Hacker Bjorka yang Retas 4,9 Juta Data Nasabah Bank

Penangkapan Hacker Bjorka oleh Polda Metro Jaya

Setelah menjadi target utama dari berbagai pihak selama beberapa tahun terakhir, akhirnya WFT atau yang dikenal sebagai hacker Bjorka berhasil ditangkap oleh penyidik Polda Metro Jaya. WFT adalah seorang pria muda yang baru saja berusia 22 tahun. Ia diketahui sebagai pemilik akun @bjorkanesiaa pada versi 2020.

Penggerebekan dilakukan di kawasan Kabupaten Minahasa pada hari Selasa (23/9/2025). Meskipun usianya masih muda, jejak aktivitas WFT di dunia siber cukup menonjol. Ia telah beroperasi sejak 2020 dan sering mengganti nama panggilan untuk menyamarkan identitasnya.

Selain itu, WFT juga rutin mengubah alamat email, nomor telepon, hingga akun kripto agar sulit dilacak. Jejak digitalnya sempat ditemukan di berbagai platform seperti darkforum.st pada tahun 2024, kemudian SkyWave, Shint Hunter pada Maret 2025, dan Oposite6890 pada Agustus 2025.

WFT mulai terlibat dalam dunia dark web sejak 2020 dengan menjual data-data yang disebut berasal dari berbagai institusi baik dalam maupun luar negeri. Semua penjualan dilakukan menggunakan mata uang kripto. Pada Februari 2025, ia pernah mengunggah tampilan database nasabah bank swasta dan bahkan mengirim pesan langsung ke akun resmi bank tersebut. Dalam hal ini, ia mengklaim berhasil membobol 4,9 juta akun nasabah.

AKBP Fian Yunus, yang merupakan perwira dari Direktorat Reserse Siber Polda Metro Jaya, membenarkan bahwa WFT telah menjelajahi dark web sejak 2020. Menurutnya, di dark web banyak akun anonim yang menjual berbagai jenis data, termasuk data pribadi hasil peretasan dan serangan ransomware.

Aparat penegak hukum internasional seperti Interpol, FBI, serta kepolisian Prancis dan Amerika Serikat juga turut menutup platform dark web yang digunakan oleh WFT. Namun, pelaku tetap berpindah-pindah antar aplikasi untuk menghindari penangkapan.

“Perangkat bukti digital yang kita temukan masih tersimpan di dalam perangkat-perangkat tersebut dalam bentuk jejak digital,” ujar Fian. Tujuan penggantian nama dan akun adalah untuk menyamarkan dirinya agar sulit dilacak.

Menurut Fian, WFT bisa disebut sebagai musuh bersama bagi penyidik dari berbagai belahan dunia. Tidak menutup kemungkinan, pelaku juga sedang diburu oleh kepolisian negara lain. Oleh karena itu, pihak kepolisian akan terbuka terhadap kerja sama informasi dengan aparat penegak hukum negara lain.

Latar Belakang Sosok WFT

WFT bukanlah seorang ahli IT yang terlatih secara formal. Wakil Direktur Reserse Siber Polda Metro Jaya, AKBP Fian Yunus, menyatakan bahwa WFT hanya lulusan SMK dan belajar IT secara otodidak melalui komunitas media sosial.

Sementara itu, Kasubdit IV Direktorat Reserse Siber Polda Metro Jaya, AKBP Herman Edco Wijaya Simbolon, memastikan bahwa WFT beraksi sendirian di rumahnya tanpa bantuan orang lain. “Dia tidak memiliki pekerjaan tetap, jadi setiap hari hanya di depan komputer,” ujar Herman.

WFT mulai mengenal dunia dark web sejak 2020 dan secara perlahan mempelajari bagaimana mencari uang di dunia siber. Hasil penjualan data di dark web digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Menurut Fian, WFT adalah anak yatim piatu yang menghidupi keluarganya sendirian.

Meski demikian, Fian belum dapat memastikan apakah WFT benar-benar merupakan Bjorka yang sempat membuat heboh Indonesia. Menurutnya, istilah “everybody can be anybody” sering terjadi dalam dunia siber. Oleh karena itu, penyidik masih terus mendalami keterkaitannya dengan kasus-kasus sebelumnya.

“Saya belum bisa menjawab 90 persen, tapi kalau sekarang saya bisa jawab, mungkin,” tutur Fian.

zonagadget
zonagadgethttps://www.zonagadget.co.id/
Berikan ilmu yang kamu punya, niscaya kamu akan mendapatkan yang lebih
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

New Post

Most Popular