Kolaborasi Kementerian untuk Membangun Kecerdasan Buatan yang Berpihak pada Indonesia
Penguasaan kecerdasan buatan (AI) dianggap sebagai faktor penting dalam menjaga kedaulatan digital dan keamanan nasional. Dalam upaya memperkuat sistem teknologi yang berpihak pada kepentingan bangsa, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi bersama dengan Kementerian Komunikasi dan Digital sepakat memperkuat kolaborasi riset serta pengembangan talenta di bidang AI. Tujuannya adalah untuk mengurangi ketergantungan terhadap teknologi asing.
Kolaborasi ini dianggap sebagai langkah strategis dalam membangun sistem teknologi yang lebih mandiri dan mampu menjaga kepentingan nasional. Menurut Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid, AI menjadi alat penting dalam mempertahankan kedaulatan digital Indonesia. Penguasaan teknologi ini akan menentukan bagaimana sebuah negara mengelola, melindungi, dan memanfaatkan data sebagai aset strategis bangsa.
“Data adalah aset bangsa. Kita tidak boleh terus menjadi konsumen teknologi asing. Pengembangan AI harus diarahkan agar melindungi kepentingan nasional dan membangun sistem yang berpihak pada Indonesia,” ujar Meutya dalam pernyataannya.
Program AI Talent Factory
Untuk memperkuat kapasitas nasional, pemerintah saat ini sedang menjalankan Program AI Talent Factory. Program ini melibatkan akademisi dan praktisi internasional dari universitas ternama seperti Oxford dan MIT, serta diaspora Indonesia. Program ini telah dijalankan di Universitas Brawijaya sebagai percontohan dan akan diperluas ke berbagai universitas lainnya di seluruh Indonesia.
Menurut Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Brian Yuliarto, dunia pendidikan tinggi memiliki peran penting dalam memastikan penguasaan AI tidak hanya berhenti pada aspek teknis, tetapi juga berpadu dengan pemahaman kebijakan, etika, dan kebutuhan industri nasional.
“Kami berkomitmen untuk menyinergikan arah riset nasional agar sejalan dengan kebutuhan strategis negara. Dunia kampus siap menjadi motor utama pengembangan talenta bidang AI yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga paham konteks kebijakan dan industri nasional,” katanya.
Membangun Model Kecerdasan Buatan Lokal
Indonesia perlu membangun model kecerdasan buatan yang sepenuhnya dikembangkan dengan data, infrastruktur, dan talenta lokal. Hal ini penting untuk memastikan kemandirian teknologi dan menghindari risiko kebocoran data strategis ke pihak asing.
“Kita harus memastikan bahwa riset tidak berhenti di laboratorium. Kolaborasi ini menjadi momentum bagi kampus dan pemerintah untuk mengubah pengetahuan menjadi solusi konkret bagi bangsa,” tambah Brian.
Perluasan Penelitian Terapan di Sektor Strategis
Selain pengembangan sumber daya manusia, kedua kementerian juga sepakat memperkuat penelitian terapan di sektor-sektor strategis seperti pertanian, pertahanan, dan ekonomi digital. Hasil riset tersebut akan diarahkan untuk mendukung kebijakan publik dan inovasi industri, termasuk pemanfaatan AI dalam keamanan siber, konektivitas satelit nasional, dan pengelolaan data center.
Kemdiktisaintek dan Komdigi juga membuka peluang kolaborasi dengan sektor industri dan pertahanan. Dalam waktu dekat, keduanya berencana menggandeng Kementerian Pertahanan untuk mengembangkan proyek uji coba teknologi satelit nasional, guna memperkuat keamanan komunikasi dan konektivitas di wilayah perbatasan.
Tujuan Jangka Panjang
Langkah-langkah ini bertujuan agar penguasaan AI dapat menjadi fondasi bagi kedaulatan digital dan daya saing nasional. Selain itu, tujuan jangka panjangnya adalah memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat pengembangan AI di kawasan Asia Tenggara. Dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan sektor industri, Indonesia berpotensi menjadi salah satu negara yang unggul dalam penguasaan teknologi kecerdasan buatan.

