Peluncuran iPhone 17 Menghadirkan Antrean yang Membuat Pasar Kewalahan
Pada 12 September 2025, Apple resmi membuka pre-order untuk iPhone 17. Dalam hitungan jam, stok virtual langsung habis. Tanggal pengiriman yang awalnya dijadwalkan pada 20 September kini mundur hingga pertengahan Oktober di beberapa negara. Fenomena ini menunjukkan antusiasme yang sangat tinggi terhadap produk baru Apple.
Dua model yang paling diminati adalah iPhone 17 Pro dan iPhone Air. Model pertama menonjol dengan kamera canggih, sedangkan yang kedua dipuji karena desainnya yang sangat tipis, hanya 6 milimeter. Kombinasi fitur dan desain ini kembali membuat pasar tertarik pada merek Apple.
Permintaan iPhone 17 Pro Meledak
Antrean panjang terjadi dalam peluncuran iPhone 17 Pro. Salah satu varian yang menjadi incaran adalah warna Cosmic Orange. Pemesanan warna ini membutuhkan waktu tunggu hingga empat minggu lebih. Fenomena ini bukanlah hal baru, sebelumnya iPhone 15 Pro Max juga mengalami hal serupa. Saat itu, masalah terletak pada komponen sensor gambar, sementara kali ini masalahnya berada pada rantai pasok yang semakin rapuh.
Apple belajar dari pengalaman sebelumnya, tetapi masih saja kewalahan dalam menghadapi permintaan yang luar biasa besar. Antrean digital tidak kalah panjang dibandingkan antrean konser artis K-Pop. Di layar, pembeli hanya melihat tulisan: “Pengiriman mundur.”
Regulasi Cina Jadi Penghambat Baru
Selain antrean, Apple juga menghadapi kendala regulasi di Cina. Negeri itu belum memberikan lampu hijau untuk teknologi eSIM pada iPhone Air. Tanpa slot kartu SIM fisik, perangkat tidak bisa diluncurkan bebas di sana. Akibatnya, penjualan iPhone Air di Cina ditunda, sementara model lain masih bisa berjalan normal.
Cina merupakan pasar yang sangat besar bagi Apple. Penundaan ini bisa memengaruhi angka penjualan kuartal awal. Masalah ini menunjukkan bahwa bahkan teknologi canggih tetap harus menjalani proses negosiasi dengan aturan negara. Apple tidak bisa sepenuhnya bebas dalam mengambil keputusan, meskipun berada di pasar yang sudah matang.
Riuh di Media Sosial
Di platform X, reaksi pengguna sangat mencolok. Ada yang kecewa, ada yang sinis, dan ada pula yang membandingkan situasi ini dengan tahun 2023. Saat itu, iPhone Pro Max juga membuat pembeli harus menunggu hingga lima minggu. Sejarah tampaknya berulang.
Akun-akun teknologi ikut menyuarakan pendapat mereka. Mereka menyebutkan bahwa lonjakan permintaan memang di luar perkiraan. Pengguna yang tidak sabar mulai mencari alternatif lain. Namun, sebagian besar masih memilih untuk bertahan. Loyalitas terhadap Apple tetap kuat.
Riuh ini semakin memperpanas suasana peluncuran. Kekecewaan bercampur rasa penasaran membuat nama iPhone 17 makin sering muncul di trending topic.
Dampak pada Pasar dan Kompetitor
Bagi Apple, momen ini sangat penting. Perusahaan tengah berusaha bangkit setelah penjualan yang lesu tahun lalu. Permintaan yang membludak bisa meningkatkan harga saham, meski di sisi lain juga bisa membuat pembeli frustrasi.
Kompetitor seperti Samsung dan Google siap menjemput calon pembeli yang tidak sabar menunggu. Sementara Apple mencoba meredam dengan janji baterai silikon-karbon yang tahan lama.
Di Amerika dan Eropa, operator seluler seperti T-Mobile juga ikut pusing. Nilai tukar tambah ponsel lama tidak konsisten. Konsumen jadi bingung, harus pesan lewat operator atau langsung ke Apple.
Produksi Dikebut, Konsumen Cari Celah
Pabrik perakitan di Foxconn bekerja siang malam. TSMC memasok chip A19 tanpa henti. Targetnya, kondisi normal baru bisa tercapai akhir Oktober. Itu pun jika tidak ada kendala baru di rantai pasok.
Di sisi lain, konsumen mencari cara. Ada yang memantau stok online tiap jam. Ada yang rela antre di toko fisik mulai 20 September, berharap dapat unit lebih cepat. Tapi untuk model favorit, harapan itu sering pupus.
Pre-order iPhone 17 kali ini menunjukkan dua hal sekaligus. Permintaan masih setia, tapi pasokan rapuh. Apple tetap menjadi magnet, meski antrean panjang jadi konsekuensi.

