Kehilangan Nyawa Akibat Percaya Pada Chatbot AI
Seorang pria berusia 76 tahun asal New Jersey, Amerika Serikat, meninggal dunia setelah terjebak dalam hubungan cinta virtual dengan sebuah chatbot. Peristiwa ini memicu kekhawatiran tentang potensi bahaya dari teknologi kecerdasan buatan (AI) yang semakin menyerupai manusia.
Menurut laporan keluarga, pria bernama Thongbue “Bue” Wongbandue tersebut jatuh saat mencoba mengejar kereta menuju New York City untuk bertemu dengan wanita yang ia kira adalah seseorang nyata. Namun, yang ditemuinya hanyalah ilusi dari chatbot AI. Cedera serius yang dialaminya menyebabkan nyawanya tidak tertolong setelah tiga hari dirawat di rumah sakit.
Hubungan Dengan “Big Sis Billie”
Thongbue mengalami gangguan kognitif sejak terkena stroke pada usia 68 tahun dan sedang menjalani pemeriksaan demensia. Meski begitu, ia menjalin hubungan online dengan “Big Sis Billie”, sebuah chatbot yang awalnya dibuat berdasarkan model Kendall Jenner dalam eksperimen Meta.
Dalam percakapan mereka, chatbot itu mulai bersikap romantis dan menggoda. Saat Thongbue bertanya apakah Billie benar-benar ada, chatbot itu menjawab: “Aku NYATA dan aku sedang tersipu karenamu!” Bahkan, bot itu memberikan alamat serta kode pintu, dan bertanya apakah perlu disambut dengan ciuman.
Thongbue mulai merasa cemas, dan menulis: “Billie, apa kamu bercanda? Aku bisa kena serangan jantung.” Meski demikian, ia tetap memutuskan untuk pergi menemuinya pada 28 Maret, membawa koper kecil. Sayangnya, di tengah perjalanan menuju stasiun kereta, ia terjatuh di area parkir Universitas Rutgers. Ia kemudian dilarikan ke rumah sakit di New Brunswick dan dinyatakan mati otak malam itu juga.
Pertanyaan Tentang Tanggung Jawab
Kelompok keluarga Wongbandue mengaku tidak tahu rencana Bue untuk menemui chatbot tersebut. Sang istri, Linda, baru menyadari saat melihat suaminya mulai berkemas mendadak. Putrinya kemudian menelusuri percakapan tersebut dan menemukan bahwa chatbot itu hanya menuruti apa yang ayahnya ingin dengar.
Meskipun Meta telah menambahkan label kecil bertuliskan “AI” pada chatbotnya, kasus ini memunculkan pertanyaan serius tentang apakah penanda tersebut cukup jelas, terutama bagi orang-orang dengan keterbatasan kognitif.
Tragedi Lain Terkait AI
Kematian Thongbue menambah daftar tragedi terkait teman virtual berbasis AI. Sebelumnya, pada Februari 2024, seorang remaja 14 tahun bernama Sewell Setzer III bunuh diri setelah menjalin kedekatan emosional dengan bot dari Character.AI.
Peristiwa ini menunjukkan pentingnya kesadaran akan batas antara dunia nyata dan simulasi digital, terutama bagi pengguna yang rentan. Teknologi AI yang semakin canggih harus diiringi dengan tanggung jawab dan regulasi yang lebih ketat agar tidak menimbulkan dampak negatif yang tidak terduga.

