ZONAGADGET, Jakarta – Polri mengungkap rencana modernisasi korps dengan implementasi teknologi robotik dalam HUT Bhayangkara pada 1 Juli 2025 lalu. Pada hari itu, Polri melibatkan total 27 robot aneka jenis, antara lain humanoid dan quadruped, di antara unjuk kekuatan yang dilakukannya.
Sebanyak 22 dari 27 robot tersebut adalah milik PT Sari Teknologi. Direktur utamanya, Yohanes Kurnia Widjaja, mengungkap bahwa pemilihan jenis-jenis robot yang ditampilkan telah melalui diskusi dan kajian bersama, termasuk melibatkan tim lapangan Polri yang langsung bersinggungan dengan masyarakat.
“Tim lapangan kan yang mengalami kesakitan, pain, dengan masyarakat yang mempunyai komplain,” kata Yohanes ketika ditemui Tempo di Robopark Jakarta yang berlokasi di Pluit Village Mall, Senin 7 Juli 2025. Robopark itu menjadi salah satu kantor sekaligus workshop PT Sari Teknologi.
Menurut Yo, sapaan Yohanes, salah satu hasil kajian dan diskusi itu merumuskan kalau kehadiran robot humanoid dapat memberikan fungsi asistensi—baik untuk orang tua, anggota Polri seperti polwan dan polisi lalu lintas, maupun untuk lingkungan industri dan rumah tangga. Founder World Robot Games itu menepis potensi risiko yang harus ditanggung dari pengerahan robot-robot ke lapangan.
“Itu dipikirkan nanti defect-nya, harus kita pikirkan cara mengatasinya. Yang penting jangan ditangkis dulu. Melihat kajiannya, akhirnya diputuskan ‘oke humanoid’,” ujarnya.
Jadilah dalam perayaan HUT Bhayangkara pekan lalu, PT Sari Teknologi memamerkan robot humanoid di antara enam jenis yang dibawanya. Lima lainnya adalah robot anjing (quadruped), robot resto, ROPI (robot pintar), robot tank, dan drone.
Suasana Robopark Jakarta, kantor sekaligus workshop milik PT Sari Teknologi di Pluit Village Mall, Jakarta, 4 Juli 2025. Perusahaan ini bekerja sama dengan Polri saat HUT Bhayangkara ke-79. TEMPO/Defara
Selain robot humanoid, salah satu fokus pengembangannya untuk Polri adalah robot berkaki empat (quadruped) karena bisa digunakan dalam situasi ekstrem. Selain robot dog dipandang lebih humanis untuk fungsi pengawasan atau pemantauan. “Betul bahwa dia itu robot, bukan human. Tapi minimal dengan karakter robot ini orang lebih suka,” tutur Yo yang juga dosen di Universitas Gunadarma Jakarta.
Robot berkaki empat dinilai memiliki kemampuan taktis seperti melompat, menaiki tangga, menjelajah gedung bertingkat, hingga membawa perlengkapan seperti mikrofon, dan speaker frekuensi tinggi untuk membubarkan kerumunan.
Soal pilihan bentuk robot yang menyerupai anjing, Yohanes menjelaskan hal itu juga merupakan hasil pertimbangan bersama. Hewan anjing dianggap lebih ramah, lebih bersahabat, dan bukan sebuah ancaman dibandingkan bentuk lain seperti tank.
Terpukau Alasan Robot Tak Bisa Disuap
Diskusi bersama, kata Yo, juga mengungkap alasan utama Polri tertarik mengembangkan robot. Yo diyakinkan kalau Polri ingin memperbaiki integritas dan responsivitas institusi. Direktur Teknologi, Infrastruktur, dan Data Indonesia Artificial Intelligence Society (IAIS) itu juga terpukau setelah mendengar langsung alasan yang dinilainya sederhana dari kepolisian bahwa robot tidak bisa disuap.
Robot Humanid yang ditampilkan Polri pada gladi perayaan Hari Bhayangkara di Monumen Nasional, Sabtu, 28 Juni 2025. Tempo/Dandi Bajuddin.
Versi Yohanes, robot bisa menjadi alat bantu yang lebih konsisten dibandingkan manusia yang rentan dengan berbagai keterbatasan. Meski, dia menambahkan, robot tidak dimaksudkan untuk menggantikan manusia. “Robot digunakan untuk membantu supaya kita maksimal dan bisa mengembangkan inovasi, diversifikasi, dan kreativitas.”
PT Sari Teknologi, Yo menerangkan, memang menggunakan produk robot asal Cina. Tapi itu disebutnya hanya dasar. Proses integrasi, inovasi, dan pengembangan diklaim dilakukan sepenuhnya di Indonesia.
Dia menyatakan siap menjalankan kerja sama mengembangkan teknologi robotik untuk Polri, sekalipun yang akan dihasilkan nanti pada awalnya akan mengundang kritik ataupun cemooh. “Soalnya kalau enggak start, Indonesia enggak bakal maju,” kata dia.
Saat ini, pihaknya dan Polri masih terus melanjutkan kajian, termasuk menyusun jurnal akademik untuk mendukung pengembangan robot-robot tersebut ke depan.

