Peluncuran Grokipedia oleh Elon Musk: Harapan atau Ancaman bagi Netralitas Informasi?
Elon Musk, tokoh yang dikenal dengan inovasinya di berbagai bidang seperti roket, mobil listrik, dan media sosial, kini meluncurkan sebuah proyek baru yang menarik perhatian publik. Proyek ini adalah Grokipedia, ensiklopedia online berbasis kecerdasan buatan (AI) yang ia klaim lebih netral dibanding Wikipedia. Namun, apakah AI benar-benar bisa bebas dari bias? Pertanyaan ini menjadi fokus utama dalam diskusi mengenai proyek terbaru Musk.
Grokipedia resmi diluncurkan pada Senin (27/10), dan nama tersebut berasal dari Grok, chatbot yang dikembangkan oleh startup AI milik Musk, xAI. Grok juga terintegrasi dengan platform X (sebelumnya Twitter). Menurut perusahaan, Grok akan melakukan pemeriksaan fakta terhadap seluruh konten yang ada di Grokipedia. Meski demikian, reputasi Grok masih dipertanyakan karena beberapa kali menyebarkan informasi yang tidak akurat, termasuk pernyataan antisemit dan pujian terhadap Adolf Hitler pada awal tahun 2025.
Apa Tujuan Musk Menciptakan Grokipedia?
Meskipun sebelumnya Musk sempat memuji Wikipedia, ia kini mengubah pandangan. Pada akhir September, ia menyebut Wikipedia sebagai “Wokepedia” dan menuduh situs tersebut terlalu berpihak pada isu-isu liberal. Musk, yang dikenal dekat dengan Presiden AS Donald Trump, sering mendukung kebijakan-kebijakan konservatif. Dalam wawancara dengan DW, Filippo Trevisan, dosen komunikasi publik di American University, Washington D.C., mengatakan bahwa proyek ini merupakan respons terhadap kritik dari kalangan konservatif terhadap Wikipedia.
Menurut Trevisan, uang bukan tujuan utama dari proyek ini. Sebaliknya, Grokipedia lahir dari keinginan untuk menyediakan alternatif terhadap sumber informasi tradisional seperti Wikipedia, serta menjadikan platform berbasis AI ini sebagai jangkar baru bagi sudut pandang yang berbeda.
Perbedaan antara Grokipedia dan Wikipedia
Secara sekilas, Grokipedia dan Wikipedia tampak mirip. Banyak isi Grokipedia justru berasal dari Wikipedia, bahkan beberapa artikel nyaris sama persis. Musk mengaku ingin menghentikan praktik ini sebelum 2026. Namun, perbedaan utamanya terletak pada cara verifikasi informasi. Wikipedia mengandalkan penyuntingan oleh komunitas sukarelawan, sedangkan Grokipedia sepenuhnya dijalankan oleh AI tanpa keterlibatan editor manusia.
Roxana Radu, pakar kebijakan digital dari Universitas Oxford, menilai bahwa tanpa keterlibatan editor manusia, Grokipedia tidak memiliki mekanisme pengawasan yang memadai. Ia mengkritik sistem pengumpulan dan penyajian informasi yang tidak jelas, tanpa transparansi tentang bagaimana keputusan diambil sebelum konten ditampilkan.
Seberapa Akurat Grokipedia?
Musk mengklaim bahwa Grokipedia akan “melampaui Wikipedia dalam hal keluasan, kedalaman, dan akurasi.” Namun, klaim ini diragukan mengingat kesalahan besar yang pernah dibuat oleh Grok dan model AI lainnya. Radu menunjukkan bahwa Grokipedia sering menarik sumber yang belum diverifikasi dan kemudian memberi label “fact-checked by Grok,” yang justru menimbulkan kontroversi.
Ia juga mencatat bahwa Grokipedia lebih banyak mengutip sumber nontradisional seperti unggahan Reddit atau blog pribadi dibanding media arus utama. Selain itu, beberapa artikel menunjukkan kelemahan, seperti halaman tentang Elon Musk sendiri yang tidak memuat insiden salam tangan yang dianggap menyerupai gestur Nazi meskipun artikel itu jauh lebih panjang dari versi Wikipedia.
Apakah Grokipedia Benar-Benar Anti-Bias?
Elon Musk, seperti banyak tokoh konservatif di Amerika Serikat, percaya bahwa media tradisional dan sumber informasi resmi tidak bisa dipercaya. Grokipedia pun lahir dari pandangan ini. Menurut Trevisan, keberhasilan Grokipedia akan bergantung pada sejauh mana publik percaya bahwa AI bisa lebih netral daripada manusia.
Namun, Trevisan menilai kurangnya transparansi justru menjadi masalah utama. “Kita tidak tahu apa yang terjadi di balik ‘kotak hitam’ itu. Tidak ada cara bagi pengguna untuk memeriksa mengapa suatu informasi dimasukkan ke dalam ringkasan artikel ensiklopedia, bagian yang paling sering dibaca orang,” katanya.
Kesimpulan
Wikipedia sendiri juga sering dituduh bias, bukan hanya oleh Musk atau kelompok kanan Amerika. Penelitian dari Universitas Harvard dan lembaga kajian konservatif Manhattan Institute menemukan adanya kecenderungan bias ke arah kiri. Baik Radu maupun Trevisan sepakat bahwa bias sepenuhnya tidak bisa dihindari dalam penyajian informasi. Namun, transparansi dan pengakuan atas kesalahan dapat menjadi pengimbang, dua hal yang sejauh ini belum terlihat di Grokipedia.
Yang bisa kita upayakan adalah penyajian yang seimbang, dan itu tetap memerlukan penilaian manusia, ujar Radu.

