Perkembangan Kekayaan Sergey Brin dan Dominasi Google dalam Dunia Teknologi
Sergey Brin, salah satu pendiri Google dan anggota dewan Alphabet, kini menduduki posisi keempat sebagai orang terkaya di dunia. Pencapaian ini membuatnya melebihi Jeff Bezos, pendiri Amazon, yang sebelumnya berada di posisi tersebut. Perubahan ini terjadi karena pertumbuhan signifikan dalam kekayaan bersih Brin, yang dipengaruhi oleh kesuksesan teknologi kecerdasan buatan (AI) Google.
Pengembangan AI Google, khususnya model Gemini, telah memberikan dampak positif terhadap harga saham Alphabet. Pada Selasa (9/12/2025), saham Alphabet mengalami kenaikan lebih dari 1%, mencapai US$317. Hal ini menunjukkan peningkatan sebesar 10% dalam 30 hari terakhir, didorong oleh keberhasilan model terbaru Gemini. Sementara itu, Amazon hanya mencatatkan kenaikan yang lebih rendah, yaitu di bawah 0,5%.
Sejak dirilis pada November, model Gemini 3 Google mampu memenuhi harapan investor dengan unggul dalam beberapa tolok ukur industri seperti trivia, matematika, dan pengkodean dibandingkan model AI terbaik dari OpenAI, pembuat ChatGPT. Keunggulan ini menunjukkan kemajuan pesat dalam bidang AI, terutama karena Google berhasil mencapai prestasi ini tanpa bergantung pada chip Nvidia yang umum digunakan dalam pengembangan AI. Hal ini memberi kepercayaan kepada investor yang khawatir tentang potensi gelembung AI.
Selain itu, Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth mengumumkan bahwa Departemen Pertahanan AS lebih memilih platform AI generatif Google Gemini untuk pengembangan sistem mereka. Pengakuan ini semakin memperkuat posisi Google dalam pasar teknologi.
Kenaikan saham Alphabet menyebabkan kekayaan bersih Brin meningkat menjadi US$240 miliar, naik US$2,4 miliar dari Senin. Dengan demikian, ia kini berada di peringkat keempat, sedangkan Jeff Bezos memiliki kekayaan sekitar US$239,9 miliar. Di puncak daftar, Elon Musk tetap menjadi orang terkaya di dunia dengan kekayaan bersih sekitar US$491 miliar. Larry Ellison dan Larry Page juga masuk tiga besar.
Brin, yang lahir di Rusia dan pindah ke Amerika Serikat saat usia 6 tahun, merupakan imigran yang mengalami anti-Semitisme terhadap keluarganya. Ia bersama Larry Page mendirikan Google pada tahun 1998 saat keduanya bertemu di Stanford University. Mereka berhasil membawa perusahaan tersebut go public pada tahun 2004 dan mengubahnya menjadi Alphabet, perusahaan induk yang baru dibentuk, pada tahun 2015.
Meskipun telah mengundurkan diri sebagai presiden Alphabet pada Desember 2019, Brin tetap menjadi anggota dewan dan pemegang saham pengendali. Kiprahnya dalam dunia teknologi dan bisnis tetap menjadi contoh bagi banyak orang, terutama dalam pengembangan inovasi yang berdampak luas di seluruh dunia.

