Google Doodle Merayakan Ulang Tahun ke-27 dengan Logo Klasik
Hari ini, layar pencarian menampilkan sesuatu yang berbeda. Bukan logo Google berwarna cerah seperti biasanya, melainkan versi klasik—logo lawas tahun 1998. Sekilas sederhana, namun penuh simbol. Google Doodle memilih untuk bernostalgia di ulang tahun Google ke-27.
Logo itu seakan membawa pengguna kembali ke masa ketika dua mahasiswa Stanford, Larry Page dan Sergey Brin, sedang bereksperimen di sebuah garasi kecil. Dari ruang sederhana itu, lahir mesin pencari yang kemudian mengubah cara dunia mengakses informasi.
Dalam keterangan resminya, Google Doodle menjelaskan bahwa Doodle merayakan ulang tahun Google ke-27 dengan mengingat kembali logo pertama mereka. Logo vintage ini bukan sekadar tampilan grafis, tetapi menjadi pengingat bahwa inovasi besar sering kali lahir dari ruang biasa, dengan semangat eksperimental yang berani.
“Karya seni Doodle ini menampilkan logo pertama Google (dibuat tahun 1998). Logo vintage ini membawa Anda kembali ke tahun 90-an dan berteleportasi ke masa depan dengan melihat inovasi AI terbaru Google,” tulis Google Doodle.
Pada 1998, ketika mesin pencari lain masih berjibaku dengan tampilan rumit, Google hadir dengan desain sederhana, fokus pada kecepatan hasil pencarian. Filosofi itu tetap terjaga hingga kini, meski Google telah berkembang jauh melampaui mesin pencari.
Dari Mesin Pencari ke Ekosistem Raksasa Teknologi
Google lahir dengan misi mengorganisir informasi dunia agar bisa diakses dan bermanfaat bagi semua orang. Kini, 27 tahun kemudian, misi itu menjelma menjadi ekosistem besar. Google tak hanya identik dengan search engine, tetapi juga Blogspot, Android, YouTube, Gmail, Maps, hingga inovasi berbasis kecerdasan buatan Gemini AI.
Sejak 2015, Google berada di bawah payung Alphabet Inc, perusahaan induk yang berbasis di Amerika Serikat. Transformasi ini memperluas ruang gerak Google untuk bereksperimen lebih jauh, dari teknologi kesehatan hingga energi bersih.
Namun, setiap kali ulang tahun tiba, Google Doodle selalu kembali pada akar: mengingatkan publik bahwa perjalanan panjang ini berawal dari hal sederhana.
Tahun lalu, misalnya, Google Doodle merayakan ulang tahun ke-25 dengan angka “25” sebagai logo. Kali ini, giliran logo lawas yang diangkat sebagai simbol nostalgia.
Bagi pengguna setia, momen ini menghadirkan nuansa tersendiri. Hanya sehari, logo klasik itu terpampang di halaman depan mesin pencari yang digunakan miliaran orang.
Doodle sebagai Penanda Budaya Digital
Google Doodle memang bukan sekadar ilustrasi. Ia sudah menjadi semacam kalender budaya digital global. Dari perayaan hari nasional suatu negara, mengenang tokoh sejarah, hingga merayakan fenomena ilmiah, Doodle selalu hadir dengan desain yang memicu rasa ingin tahu.
Di ulang tahun ke-27 ini, pesan yang disampaikan jelas: inovasi adalah perjalanan panjang, dan nostalgia adalah bagian penting dari perjalanan itu. Logo lawas menjadi pintu ke masa lalu, sembari menatap masa depan yang kian dipenuhi teknologi berbasis AI.
Google Doodle kembali membuktikan, sesuatu yang terlihat kecil di layar bisa membawa pengguna pada cerita besar di baliknya. Dari garasi sederhana hingga menjadi salah satu perusahaan paling berpengaruh di dunia, Google memilih merayakan 27 tahun eksistensinya dengan kesederhanaan—sebuah pernyataan kuat tentang asal-usul dan arah masa depan.

