Home Berita Kabar Terbaru Blackberry yang Menghentikan BBM dan Menjadi Perusahaan AI (Artificial Intelligence)

Kabar Terbaru Blackberry yang Menghentikan BBM dan Menjadi Perusahaan AI (Artificial Intelligence)

0

Perusahaan ponsel asal Kanada, Blackberry baru-baru ini mengonfirmasi telah menghentikan layanan chatting besutannya, Blackberry Messenger pada 31 Mei 2019.

“Hari ini kami mengumumkan bahwa BBM akan berhenti beroperasi pada 31 Mei 2019. Terima kasih sudah menjadi bagian dari perjalanan BBM,” tulis BBM melalui blog resmi BBM pada Kamis (18/4/2019). Blackberry juga menyertakan gambar ikon BBM yang melambaikan tangan.pada poster yang muncul saat pengguna membuka aplikasi Blacberry Messenger.

“Waktunya untuk mengucapkan selamat tinggal,” begitu bunyi tulisan pada poster.

Blackberry Menghentikan Fitur BBM

Salah satu alasan mengapa layanan BBM dihentikan adalah karena sulitnya mendapatkan pengguna baru. Ditambah lagi, pengguna lama juga beralih pada platform yang lain seiring makin tidak populernya BBM. BBM memang sempat menjadi tren beberapa tahun lalu. Layanan chatting yang terkenal membutuhkan ‘nomor PIN’ ini dipakai secara eksklusif di OS Blackberry pada smartphone besutan Blackberry.

Seiring berjalannya waktu, BBM menjadi layanan chatting lintas platform dan bisa digunakan di Android, Ios dan Windows Phone. Hal ini dilakukan Blackberry untuk menjangkau pengguna baru sejak tahun 2013. Lantas bagaimana nasib pengguna setia layanan BBM? Bagaimana dengan data-data yang ada dalam layanan BBM?

Blackberry mengonfirmasi jika para pengguna bisa mengunduh data dan obrolan yang pernah mereka simpan di BBM paling lambat 7 hari setelah penghentian operasional per 31 Mei 2019. Blackberry juga menyatakan tidak akan pesan (obrolan) atau file anda walaupun tidak diunduh. Jika selama 7 hari setelah penghentian BBM tidak diunduh, maka file dan oesan akan dihapus.

“Pesan dan file aset seperti foto, dokumen dan video hanya disimpan di server BBM hingga diunduh oleh pengguna, Jika tidak diunduh dalam 7 hari, pesan dan file aset ini kemudian dihapus, jelas manajemen BBM dikutip dari CNBC Indonesia.

“Setelah layanan BBM disetop, kami akan menghapus data lain seperti saluran dan umpan yang disimpan di server BBM kami dalam waktu 7 hari setelah layanan dimatikan, selain data yang harus kami simpan karena alasan hukum. Namun proses untuk menghapus data dari infrastruktur Clud kami akan memakan waktu 180 hari,” tambahnya.

Sebagai ganti BBM yang tutup per 31 Mei 2019, Blackberry kemudian meluncurkan layanan BBM Enterprise atau bisa disingkat sebagai BBMe untuk pengguna setianya. BBMe adalah sebuah platform pengiriman pesan terenkripsi end to end mutakhir untuk keperluan percakapan pribadi para pengguna.

BBMe hadir untuk para pengguna setia BBM karena Blackberry ingin menaruh rasa hormat kepadanya yang sudah setia menggunakan layanan BBM hingga akhirnya ditutup. Ini merupakan murni sebagai bentuk penghormatan dan bukan sebuah bentuk tanggung jawab kontrak karena BBM telah dihentikan, Keputusan ini juga tak akan memengaruhi keuangan maupun strategi pemasaran perusahaan.

BBMe tersedia di platform android dan iOS. Untuk android, anda bisa mengunduhnya di Google PlayStore sementara untuk versi iOS, akan menyusul kemudian. BBMe akan tersedia gratis pada tahun pertama. Setelah itu, pengguna akan dikenakan biaya berlangganan selama 6 bulan sebesar USD 2,49 (atau sekitar Rp 50 ribu).

Blackberry Merilis Seri Ponsel Baru BBJ100

Sebagai produsen smartphone, Blackberry juga sepertinya telah ‘menyerah’ menghadapi persaingan merk-merk China dan Korea Selatan yang menjamuri pasaran. Blackberry telah berhenti memproduksi smartphone sendiri sejak 2016. Mereka masih membuat ponsel dengan brand Blackberry, namun menyerahkan lisensinya pada pihak ketiga.

Meski begitu, smartphone yang dirilis menggunakan pihak ketiga itu juga tak laku di pasaran. Terakhir kali, mereka memproduksi smartphone pada 2018 bertajuk Blackberry Evolve dan Balckberry Evolve X.

Ada kabar yang menyatakan jika kini Blackberry akan merilis ponsel baru pada kuartal ketiga tahun 2019.  Dikutip dari Ubergizmo, Blackberry sedang mengembangkan smartphone flagship baru dan akan memiliki nama Monet.

Smartphone anyar Blackberry ini kabarnya diidentifikasi dengan nomor model BBJ100, yang akan hadir dengan kemungkinan dua varian, yaitu singe-SIM dan dual-SIM. Belum ada lagi informasi lebih lanjut soal smartphone ini. Kita juga belum mengetahui apakah smartphone ini akan hadir dengan keyboard fisik atau layar penuh.

Menjadi Perusahaan AI (Artificial Intelligence) Bersama Cylance

Selanjutnya, Blackberry kabarnya akan berubah fokus menjadi perusahaan kecerdasan buatan (artificial intelligence) dan keamanan siber untuk korporat. Hal ini diketahui setelah Blackberry membeli sebuah perusahaan bernama Cylance. Perusahaan siber asal Irvine, Califfornia ini diakuisisi Blackberry senilai USD 1,4 miliar, atau menjadi salah satu pembelian terbesar yang dilakukan Blackberry.

Dikutip dari CNBC, Cylance sendiri adalah perusahaan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) dan keamanan seiber yang sudah mapan. Diketahui mereka memiliki sekitar 100 klien perusahaan-perusahaan besar yang juga masuk ke dalam Fortune 500.

Kolaborasi antara Blackberry dan Cylance ini disambut dengan antusias oleh para analis yang menyebut jika kolaborasi ini bisa menjadi solusi keamanan dalam teknologi perangkat seluler yang selalu memiliki celah untuk peretasan data. Momen akuisisi Cylance oleh Blackberry disebut sebagai momen yang bisa membawa perubahan besar bagi perusahaan maupun industry IoT (Internet of Things).

“Sudah jelas bahwa saat ini, perangkat seluler merupakan sebuah celah dalam teknologi atau sistem yang dapat dieksploitasi oleh peretas dan banyak perusahaan yang belum siap mempertahankan hal tersebut. Kolaborasi antara pakar seluler dan pakar keamanan Artificial intelligence merupakan sesuatu yang dinantikan. Semoga sukses Blacberry dan Cylance,” ucap Daniel Shuler, seorang Kepala Keamanan Informasi dari Phoenix Children Hospital.

“Mengingat semakin meningkatnya ancaman siber serta ketergantungan kita terhadap perangkat IoT yang terhubung, potensi terjadinya bencana digital akibat pelanggaran baik yang disengaja ataupun tidak disengaja juga menjadi semakin besar dan hal ini mengerikan,” kata Rob Enderle dari Enderle Group.

Exit mobile version